Hanya karena sebuah tendangan yang gagal, bisa menggagalkan mimpi sebuah negara untuk mencatatkan sejarah baru. Ya, itulah yang terjadi pada Jepang. Sepakan Yuichi Komano yang menjadi eksekutor ketiga Jepang mengenai tiang gawang. Kegagalan yang membuat Jepang kalah adu penalti 5-3 (0-0) melawan Paraguay di Loftus Versfeld Stadium, Pretoria, beberapa jam lalu.
Setelah lolos ke babak 16 besar saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002, Jepang mematok target lolos ke perempat final. Mereka tampil luar biasa dengan menahan Paraguay tampil tampil lebih mendominasi di 90 menit waktu normal. Keisuki Honda dkk juga tampil hebat di 30 menit babak perpanjangan waktu.
Hasil tanpa gol ini membuat pemenang harus di tentukan lewat adu penalti. Tos-tosan pertama sepanjang Piala Dunia 2010 kali ini.
Jepang cukup percaya diri setelah Yasuhito Endo dan Makoto Hasebe bisa menyamai eksekusi Edgar Barreto dan Lucas Barrios yang menjadikan kedudukan 2-2. Setelah pemain Paraguay Cristian Riveros melakukan tugasnya, giliran Komano. Sayang tendangan bek Kawasaki Frontale itu mengenai tiang gawang meski kiper Paraguay Justo Villar sudah mati langkah.
Hasilnya meski Keisuke Honda sukses, Paraguay memastikan kemenangan setelah Nelson Valdez dan Oscar Cardozo menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Kegagalan Jepang ini membuat pupus asa benua Asia untuk meloloskan wakilnya ke babak perempat final. Pasalnya, Jepang yang menjadi satu-satunya wakil yang tersisa setelah Australia, Korea Utara dan Korea Selatan juga gagal. Ironisnya, Jepang dan Korea Selatan -- dua tim yang mampu sampai babak 16 besar -- kedua-duanya dihentikan tim Amerika Selatan. Korsel kalah 2-1 dari Uruguay.
Sukses Paraguay melengkapi kehebatan tim-tim Amerika Selatan kali ini. Mereka menjadi tim Latino keempat yang lolos ke babak 8 besar. Mereka tinggal menunggu pemenang antara Spanyol dan Portugal yang bertemu dini hari tadi.
Tiga partai perempat final lainnya sudah ditentukan Belanda bertemu Brasil, Argentina menghadapi Jerman, dan Uruguay bertemu dengan satu-satunya wakil Afrika yang tersisa, Ghana.
Foto: Mark Kolbe/Getty Images
Harapan Asia Pupus
| author: SSB DARINSIAPA UNGGUL
| author: SSB DARIN
Kick Off 30 Juni 2010 01:30:00 WIT
Cape Town Stadium, Cape Town
Fernando Torres belum menyatu dengan kehidupan Piala Dunia 2010. Meski demikian, laga melawan Portugal di babak kedua diprediksi akan menjadi panggung ideal bagi Torres untuk menemukan performa terbaiknya.
Setelah menjalani recovery pasca operasi lutut beberapa pekan sebelum turnamen, Torres berada di bawah bayang-bayang David Villa -- partnernya saat menjuarai Euro 2008. Villa tampil jauh lebih baik, dengan kemampuannya merusak pertahanan lawan.
Villa telah mencetak tiga gol, dua diantaranya gol terbaik di Afsel. Torres membuang banyak peluang, dan kelihatan bukan lagi pemain yang mencetak brilian gol di final Euro 2008.
"Sungguh tidak mudah kembali bermain setelah operasi," ujar Torres dalam wawancara dengan salah satu radio Spanyol.
"Saya rasa saya masih butuh waktu sebelum benar-benar bisa kembali ke performa terbaik," lanjutnya.
Vicente Del Bosque tampaknya masih akan memberi kepercayaan kepada Torres, untuk mendampingi Villa. Del Bosque tidak akan lagi bermain dengan satu striker, seperti ketika dikalahkan Swiss di laga pembuka penyisihan grup.
Alasan lain, Spanyol ingin menjadi tim pertama yang membobol gawang Portugal di Piala Dunia 2010. Portugal adalah satu dari dua tim yang tidak kebobolan sepanjang penyisihan.
Del Bosque mengatakan peran Torres amat penting di lini depan. Ia bisa menciptakan chaos di lini belakang lawan, meski mungkin tidak mencetak gol. Torres lebih dari sekadar gol, tapi mampu mengubah hasil akhir laga dengan umpan-umpannya.
"Yang terpenting bagi kami adalah Torres membuat kemajuan dalam persiapan, dan memperlihatkan perkembangan," kata Del Bosque.
Spanyol dan Portugal tidak pernah bertemu di putaran final Piala Dunia. Kini negara bertetangga itu harus saling mengalahkan, agar bisa menatap tempat semifinal. Pemenang laga ini akan menghadapi Jepang atau Paraguay.
Del Bosque dan Carlos Queiroz, pelatih Portugal, punya masalah cedera pemain. Spanyol kemungkinan tidak akan menurunkan Xabi Alonso, yang cedera engkel saat melawan Cili. Di kubu Portugal, winger Danny masih harus berjuang untuk sembuh dari cedera paha.
Deco sembuh dari cedera pinggung. Spanyol kehilangan defender Raul Albiol sampail Piala Dunia 2010 usai.
Portugal memiliki tujuh pemain terkena kartu kuning; Cristiano Ronaldo, Pedro Mendes, Hugo Almeida, Pepe, Tiago, Fabio Coentrao, dan Duda. Spanyol tidak punya masalah dengan kartu kuning.
Javi Martinez kemungkinan akan menggantikan Alonso di starting line up. Ia diyakini akan bisa memanfaatkan ruang yang dibuat Torres di pertahanan lawan, untuk menembak dari jarak jauh.
Laga ini akan menjadi pertemuan menarik bagi kedua pelatih. Queiroz dalah pelatih yang dibawa Florentino Perez untuk menggantikan Del Bosque di Real Madrid. Queiroz gagal, dan meninggalkan Spanyol tahun 2004.
Del Bosque membawa Real Madrid memenangkan dua gelar Liga Champions dan Primera Liga Spanyol dalam tiga setengah tahun. Queiroz belum punya reputasi di level klub.
Tujuh pemain Portugal terkena kartu kuning. Spanyol kehilangan Xabi Alonso.">
Spanyol
03-06-2010 Spanyol 1 - 0 Korsel
09-06-2010 Spanyol 6 - 0 Polandia
16-06-2010 Spanyol 0 - 1 Swiss
22-06-2010 Spanyol 2 - 0 Honduras
26-06-2010 Cili 1 - 2 Spanyol
Portugal
02-06-2010 Portugal 3 - 1 Kamerun
08-06-2010 Portugal 3 - 0 Mozambik
15-06-2010 Pantai Gading 0 - 0 Portugal
21-06-2010 Portugal 7 - 0 Korut
25-06-2010 Portugal 0 - 0 Brasil
Situasi Spanyol
Bagi Rabul Albiol, Piala Dunia 2010 telah usai. Ia terkena cedera engkel kaki kiri saat latihan, dan ditandu keluar lapangan. Xabi Alonso juga cedera engkel saat Spanyol mengalahkan Cili 2-1.
Javi Martinez mendapat kesempatan memperlihatkan kemampuannya bermain di posisi yang ditinggalkan Alonso. Fernando Torres akan menjadi starter, meski tampil buruk, dengan David Villa bermain melebar.
Prakiraan Susunan Pemain (4-2-3-1): Casillas, Ramos, Pique, Puyol, Capdevilla; Busquets, Martinez; Iniesta, Xavi, Villa; Torres.
Situasi Portugal
Deco sembuh dari cedera pinggul, dan tampaknya tidak akan masuk dalam line up. Carlos Queiroz lebih percaya Tiago, yang sejauh ini tampil gemilang. Winger Danny diragukan bisa bermain setelah mengeluh sakit di betis kirinya. Ruben Amorin juga masih belum memperlihatkan tanda-tanda bisa bermain.
Paulo Ferreira akan menjadi starter di right-back. Pepe tak beranjak dari posisinya di jantung pertahanan. Simao Sabrosa bermain di salah satu wing, Cristiano Ronaldo di sayap lainnya.
Prakiraan Susunan Pemain (4-3-3): Eduardo, Ferreira, Alves, Carvalho, Coentrao; Tiago, Pepe, Raul Meireles; Simao, Liedson, Ronaldo.
Tujuh pemain Portugal terkena kartu kuning. Spanyol kehilangan Xabi Alonso.">
Pemain Layak Diamati
David Villa: Tidak ada yang menyangkal jika Villa disebut salah satu striker terbaik di dunia. Ia pemain paling konsisten di Piala Dunia, mencetak tiga gol, dan merancang yang lainnya. Ia tak tergantikan di lini depan skuad Del Bosque. Kini ia diuji mengatasi pertahanan brilian Portugal. Villa boleh dibilang berhasil jika mampu mencetak gol ke gawang Portugal.
Cristiano Ronaldo: Portugal tidak punya striker hebat, atau pencetak gol berbakat, sehingga Carlos Queiroz amat tergantung pada Cristiano Ronaldo. Castrol Ranking memberinya tempat kedua sebagai figur pencetak peluang dan mempengaruhi hasil akhir pertandingan untuk kemenangan timnya.
Prediksi
Di atas kertas, Spanyol seharusnya favorit. Mereka memiliki kualitas pemain jauh lebih baik, dan lebih koheren sebagai tim. Spanyol lebih baik di semua area dibanding Portugal.
Portugal piawai bertahan, dan memiliki lini tengah yang mampu bertempur. Tidak akan ada pemain Spanyol yang lari tanpa pengawalan pemain Portugal. Mengandalkan Simao dan Ronaldo di kedua sayap, Portugal akan sangat mematikan jika melakukan serangan balik.
Castrol World Cup Match Predictor memperkirakan kemungkinan Spanyol memenangkan laga 63 persen, Portugal 37 persen. Laga ini akan sangat menarik, tapi tidak akan kejutan, kecuali adu penalti.
Spanyol 1-1 Portugal (extra time). Portugal menang 5-3 lewat adu penalti.
Inggris vs Jerman Dipimpin "Si Raja Kartu"
| author: SSB DARIN
PRETORIA - Duel klasik antara Jerman kontra Inggris di babak 16 besar, Minggu (27/6/2010), diprediksi bakal minim duel keras yang memacu adrenalin. Pasalnya, duel dua tim kuat ini berpotensi dipimpin oleh wasit yang terkenal kejam. Siapa dia?
Dialah Jorge Larrionda, wasit asal Uruguay yang kemungkinan akan memimpin jalannya pertandingan klasik ini. Meski belum diresmikan, namun setiap tim yang mendengar namanya akan selalu menahan diri untuk melakukan pelanggaran. Sebab, Lorrianda terkenal wasit yang tegas dan royal dalam memberikan kartu.
Sejauh ini, Larrionda tercatat sebagai wasit yang memberikan kartu merah terbanyak selama pertandingan internasional. Sekitar 94 kartu di 140 pertandingan, atau dua kartu merah setiap tiga pertandingan keluar dari sakunya. Dia adalah wasit terbaik di Piala dunia Jerman 2006 yang dipercaya memimpin empat pertandingan, termasuk partai semifinal antara Portugal versus Perancis.
Pada 2006, Larrionda bahkan sempat mengeluarkan 12 kartu kuning dalam tiga pertandingan. Larrionda juga pernah mengusir pemain Pantai Gading, Didier Zokora ketika melakukan tekel kepada Cristiano Ronaldo empat tahun yang lalu, demikian seperti dikutip Mail Online, Sabtu (26/6/2010).
Di piala dunia kali ini, Larrionda juga telah memimpin tiga laga seperti duel Portugal vs Pantai Gading, Denmark vs Kamerun dan Serbia kontra Australia. Dari ketiga laga tersebut, hujan kartu juga kerap mewarnai jalannya laga.
So, jika nanti Larrionda terpilih sebagai pengadil duel Jerman kontra Inggris, maka para pemain dari kedua tim pun dipastikan harus mampu mengontrol emosinya di lapangan, jika tidak ingin menjadi korban “kekejaman” wasit asal Uruguay itu. (acf)
Itali Memang Pantas Tersingkir
| author: SSB DARIN
atu korban lagi jatuh. Kali ini giliran Italia yang harus pulang dengan memalukan. Juara bertahan Piala Dunia itu tak mampu lolos dari babak grup setelah ditundukkan tim debutan Slovakia 3-2 pada pertandingan di Stadion Ellis Park, Johannesburg, kemarin malam.
Dua gol Robert Vittek (25, 73) dan pemain pengganti Kamil Kopunek (89) menghancurkan skuad Marcello Lippi. Meski adalah balasan dari Antonio Di Natalae (81) dan Fabio Quagliarella (90+2), Italia harus menyusul Prancis yang sudah lebih dulu pulang.
Hanya dua kali imbang di dua partai pertama -- melawan Paraguay dan Selandia Baru dengan skor 1-1 -- jelas sudah menunjukkan masalah di tubuh Italia. Pertanyaannya di sektor mana? Semuanya!
Di bawah mistar, Italia sebenarnya masih bisa mengandalkan Gianluigi Buffon. Sayangnya kiper Juventus berusia 32 tahun itu cedera dan hanya bermain di babak pertama ketika melawan Paraguay. Dengan pengalaman 102 kali, Buffon punya jam terbang dan pengalaman ketimbang Federico Marchetti yang baru bermain 7 kali -- termasuk di 2,5 pertandingan terakhir -- dan Morgan de Sanctis yang cuma 3 kali.
Lini belakang. Dipimpin kapten Fabio Cannavaro, barisan belakang Italia tak mampu menghalangi sundulan pemain Paraguay Antolin Alcaraz. Cannavaro -- yang memegang rekor penampilan 136 kali -- gagal mengantisipasi tendangan bebas sehingga Shane Smeltz dari Selandia Baru bisa mencetak gol. Ketika melawan Slovia, giliran Federcio Criscito dan Giorgio Chiellini yang tak mampu menutup kecepatan Vittek.
Barisan tengah? Nah, ini. Ketika pelatih Marcello Lippi mengumumkan skuadnya, banyak yang mengerenyitkan dehi karena tak adanya playmaker. Dulu, Italia punya Alessandro Del Piero atau ketika juara tahun 2006, mereka punya Francesco Totti.
Di tiga pertandingan, Lippi mempercayakan lapangan tengah kepada Claudio Marchisio, Riccardo Montolivo, serta Daniele De Rossi. Gelandang AS Roma ini memang mencetak gol ke gawang Paraguay. Dia pula yang berjasa 'jatuh' sehingga mendapat penalti ketika bertemu Selandia Baru.
Tapi tak adanya pemain yang bisa berkreasi di lapangan tengah terlihat jelas ketika bertemu Slovakia. Kehadiran Andrea Pirlo -- yang cuma tampil sekali karena cedera -- menjadikan Italia lebih hidup dan tajam. Tapi terlambat.
Lalu bagaimana dengan barisan depan? Di tiga pertandingan, Italia mencetak empat gol. De Rossi melawan Paraguay, penalti Vincenzo Iaquinta ke gawang Selandia Baru, serta Antonio Di Natale dan Fabio Quaqliarella melawan Slovenia.
Saya yakin ketika pulang Lippi akan disalahkan karena tak memanggil Antonio Cassano, penyerang bengal Sampdoria yang dinilai sebenarnya tengah on-fire. Atau mungkin penyerang Juventus kelahiran Brasil, Amauri?
Dengan catatan 2 kali seri dan sekali kalah, membenamkan Italia di posisi buncit Grup F. Hasil ini kian memalukan karena mereka berada di bawah Selandia Baru -- nilai 3 -- yang justru tak pernah kalah. Pada pertandingan terakhir The All Whites menahan imbang pimpinan klasemen Paraguay.
Pulang dengan posisi buncit, siap-siaplah menerima omelan, kritikan dan cacian. Cerita indah Italia dan Marcello Lippi sudah berakhir empat tahun lalu di Berlin...
Soeratinisme dan Sepak Bola Indonesia
| author: SSB DARINKalau di sepak bola kita bisa mengalahkan Belanda, kelak di lapangan politik pun kita bisa mengalahkan Belanda (Ir. Soeratin, Pendiri PSSI)
Kisruh persepakbolaan Indonesia tak pernah kunjung usai. Ia seperti selalu dihantam oleh badai yang tak pernah reda. Selalu saja timbul problematika yang datang bertubi tubi. Agaknya, lirik Badai Pasti Berlalu yang ditulis oleh Eros Djarot tak tepat untuk menggambarkannya, karena pada kenyataannya dunia sepak bola Indonesia belum usai dari badai.
Puspa ragam problema sepak bola Indonesia. Dimulai dari kaderisasi, pembinaan, kompetisi, dan prestasi pada jenjang yang bertingkat. Prestasi Indonesia di tingkat Asia Tenggara saja agaknya sulit bangkit dalam waktu dekat, tersalip oleh beberapa negara tetangga yang baru muncul dalam sepak bola. Karena prestasi yang tak kunjung didapat itulah yang mungkin menjadi pemantik Hendri Mulyadi menggiring bola dan mengarahkannya ke gawang Bahrain. Mungkin ia gemas dan mungkin juga kesal, atau kombinasi atas keduanya. Aksi fenomenal Hendri inilah yang menyebabkan ia didukung oleh Tarekat Fesbuqiyyah-dengan munculnya grup pendukung Hendri-untuk maju sebagai calon ketua umum PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).
Masih terbayang ingatan kita bagaimana Indonesia kalah dari Laos dan bagaimana jika berhadapan dengan Thailand yang mulai muncul sebagai kekuatan baru sepakbola di Asia Tenggara? Kalau tak kalah, pasti seri, dan jarang menang. Masuk ke putaran final World Cup? Siapa sih yang tak ingin kumandang Indonesia Raya bergetar di Piala Dunia? Wah kalau yang itu sih, entar entar aja deh..lha wong kaderisasi dan pembinaannya pun masih amburadul.
Untuk sementara boleh lah kita berbangga dengan bola bola nya saja. Ya, berbangga dengan bola saja bukan dengan kesebelasan Indonesia nya. Menurut sahibul hikayat, katanya bola bola di Piala Dunia itu made in Indonesia ya? Untuk sementara berbangga dengan hal itu saja dulu. Oh ya, kalau tak salah Indonesia tak lolos bukan menjadi bakal calon tuan rumah Piala Dunia tahun 2022?
Kalau ditanya siapa yang bertanggung atas ketidakmajuan (bukan kemajuan ya…) sepak bola, ya kita semua dan pemerintah tentunya. Masyarakat tugasnya mendukung, dan pemerintah mengatur kebijakan yang pro sepakbola. Asumsi saya sih sepenuhnya masyarakat mendukung. Apa buktinya? Lihat saja kompetisi lokal yang digelar, selalu penuh kan yang nonton. Terus, kalau Indonesia main di kandang sendiri, tanpa dihalo halo banyak supporter Indonesia yang rela merogoh koceknya hanya untuk sekedar nonton bola, walau hasilnya jarang dari memuaskan. Itu pandangan saya dari kalangan rakyat bawah. Kalau dari pihak pemerintah lebih baik tanyakan saja pada pihak yang berwenang.
Kalau ditanya lagi siapa yang paling bertanggung jawab atas ketidakmajuan dunia sepak bola, jawabannya adalah PSSI. PSSI adalah organisasi yang dianggap paling bertanggung jawab atas hal ini karena melalui badan inilah segala tetek bengek sepak bola ditata, diatur, dan dimaju-mundurkan. PSSI pula lah yang memanage kompetisi di negeri ini dengan segala derivasi masalah yang ditimbulkannya. Sayangnya, masih saja terdengar nada nada sumbang mengenai hal ini. Masalah supporter lah, pengaturan skor lah, main sabun lah, dan sebagainya. Itu salah siapa? Tak tahu lah hamba. Coba tanyakan saja pada-meminjam Ebiet-rumput yang bergoyang.
PSSI adalah badan resmi yang diakui oleh pemerintah dan FIFA-badan sepak bola tingkat dunia-sebagai satu satu nya pihak yang mengelola sepak bola. Karena organisasi resmi, maka tentulah kucuran dana berbagai pihak-FIFA, sponsor, pemerintah, sumbangan-untuk mengembangkan sepak bola pun mengalir melalui pintu ini. Walau tak ada anggaran sepak bola di APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), mesti kita akui bahwa beberapa klub sepak bola masih menggantungkan sebagian harapan pada kucuran dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Tak tanggung tanggung beberapa klub mendapat subsidi APBD dalam hitungan puluhan milyar rupiah.
Padahal, bila kita berkaca pada tahun tahun awal pendirian PSSI, Soeratin-nama lengkapnya Soeratin Sosrosoegondo-sempat menjadikan rumahnya sebagai kantor pertama dari PSSI. Ia tak segan segan berkorban untuk kemajuan PSSI, karena ia yakin bahwa PSSI dapat menjadi-konteks waktu itu-alat perjuangan melawan kolonialisme. Tak hanya itu, saking aktifnya di PSSI, Soeratin kehilangan penghasilan sebesar 1000 gulden di tempat kerjanya. Ia memilih PSSI sebagai tempat pengabdiannya untuk sebuah negeri yang masih mencari identitas keindonesiaannya.
Agaknya, semangat Soeratinisme mesti dinyalakan lagi demi memajukan dunia sepak bola kita agar kembali ke khittah 19 April 1930, tanggal dimana PSSI lahir. Dan tahun ini adalah bertepatan dengan 80 Tahun PSSI. Bravo sepak bola Indonesia. Goyang mang….